Mungkin nama Hendy Setiono belum familiar di telinga kita.
Namun tahukah Anda kalau perusahaan yang ia pimpin beromzet lebih dari 4
miliar per bulan. Ya, anak muda asal Surabaya ini adalah Presiden
Direktur Kebab Turki Baba Rafi Surabaya. Kebab Baba Rafi berdiri sejak
September 2003 hingga kini telah memiliki 100 outlet di 16 kota yang tersebar
di seluruh Indonesia. Dengan bisnis kebabnya ini, Hendy Setiono
dinobatkan oleh majalah Tempo edisi akhir 2006 sebagai salah seorang di antara
sepuluh tokoh pilihan yang dinilai mengubah Indonesia. Sebuah prestasi
yang cukup membanggakan mengingat usianya baru menginjak 25 tahun. Ide
mendirikan bisnis kebab berawal ketika pria kelahiran Surabaya, ini mengunjungi
ayahnya yang bertugas di perusahaan minyak di Qatar. Ia mengamati kedai kebab
banyak dikunjungi warga setempat. Karena penasaran, Hendy yang mengaku
hobi makan itu lantas mencoba makanan tersebut. Ternyata rasanya sangat
enak dan terbersit pikiran untuk membuka usaha kebab di Indonesia. Alasannya,
selain belum banyak usaha semacam itu, di Indonesia terdapat warga keturunan
Timur Tengah yang menyebar di berbagai kota.
Sekembalinya di Surabaya, Hendy langsung menyusun strategi
bisnis. Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari partner, yaitu Hasan
Baraja, Kawan bisnisnya yang kebetulan juga senang kuliner. Dengan tidak
bermaksud asal-asalan, mereka sengaja melakukan trial and erroruntuk
menjajaki peluang bisnis serta pangsa pasarnya. Pada September 2003,
gerobak jualan kebab pertamanya mulai beroperasi. Tepatnya di salah satu pojok
Jalan Nginden Semolo, berdekatan dengan area kampus dan tempat tinggalnya.
Mengapa gerobak? Hendy beralasan bahwa memproduksi gerobak
lebih mudah daripada harus membuat kedai permanen. Modalnya sedikit,
fleksibel dan bisa berpindah-pindah lokasi. Tentang nama Baba Rafi
sendiri ternyata terinspirasi dari nama anak pertamanya, Rafi Darmawan. Baba
Rafi yang berarti bapaknya Rafi. Lebih bagus daripada nama Kebab Pak Hendy yang
terdengar kurang komersial.
Keinginan Hendy berwirasusaha ini awalnya tidak mendapatkan
restu dari kedua orangtuanya. Mereka menginginkan Hendy menjadi orang
kantoran seperti ayahnya. Terlebih lagi ternyata Hendy harus memutuskan
berhenti dari bangku kuliah di tahun kedua Fakultas Teknik Informatika Institut
Teknologi Surabaya. Restupun semakin sulit didapat. Namun, dengan
semangat baja, Hendy ingin membuktikan bahwa bisnis kebabnya ini akan berhasil
dan bukan sekedar proyek iseng.
Semua berbuah hasil ketika hanya dalam 3-4 tahun, sulung dari
dua bersaudara pasangan Ir. H. Bambang Sudiono dan Endah Setijowati ini
berhasil mengembangkan sayap di mana-mana. Bahkan, hingga pengujung 2006,
telah tercatat 100 outlet Kebab Turki Baba Rafi yang tersebar di 16 kota di
Indonesia. Tahun 2008, telah berkembang menjadi 300 outlet dari Aceh sampai
Ambon.
Sukses bisnis kebab yang dikonsep dengan sistem waralaba dan
manajemen yang solid, membuat Hendy mendapatkan berbagai award, baik dari dalam
maupun luar negeri. Di antaranya, ISMBEA (Indonesian Small Medium Business
Entrepreneur Award) 2006 oleh menteri Koperasi dan UKM, ASIA’s Best
Entrepreneur Under 25 oleh majalah Business Week International 2006,
penghargaan Citra Pengusaha Berprestasi Indonesia Abad Ke-21 oleh Profesi
Indonesia, Terbaik I Wirausaha Muda Mandiri 2007 dari Bank Mandiri, Best
Franchise 2007 Category of Food & Beverages dari Pengusaha Magazine, Best
Achievement at Young Entrepreneurs Award 2007 dari Bisnis Indonesia dan
berbagai perhargaan lainnya. Kini mimpinya adalah mengembangkan usahanya
ke mancanegara seperti Malaysia dan Thailand. Tidak hanya itu, sudah ada
tawaran untuk membuka outlet di Trinidad & Tobago serta Kamboja.
Hendy memberikan semangat bagi para
calon pengusaha muda yang ingin meniru jejaknya. “Saya belajar dari para pengusaha
sukses. Salah satunya, Bill Gates. Dia bisa mendirikan kerajaan Microsoft,
meski tidak tamat sekolah. Jadi, intinya, untuk menjadi orang sukses, tidak
harus memiliki gelar akademis dan indeks prestasi (IP) tinggi.
http://nhinoana.blogspot.com/2012/10/pengusaha-muda-hendy-setiono-pemilik.html