Senin, 12 Maret 2012


SENI BERKUDA

Orang miskin bekerja dengan tangannya sendiri. Yang kaya memakai tangan-tangan orang lain.
            Seni Berkuda harus dimilika oleh siapa saja yang menghendaki kemajuan. Orang-orang yang tidak menemukan kuda bag dirinya terpaksa harus bekerja lebih keras dan menjadikan dirinya sendiri sebagai kuda. Semakin anda merasa pintar dan semakin anda tak merasa perlu orang lain, maka semakin anda tergantung pada diri sendiri.
            Sebaliknya, semakin kita merasakan dan mengakui kekurangan kita, maka semakin kita merasa memerlukan orang lain. Inilah tip bagi orang yang ingin mencapai kinerja seperti myang dicapai oleh Yoris Sebastian. Ia bukan siapa-siapa namun menjadi siapa-siapa Karena talenta (potensi) yang dimilikinya di asah terus-menerus dan menemukan pintu keluarnya.
            Seberapa pun hebatnya anda, tetaplah rendah hati. Dengan merendah dan merunduk anda akan ditemui dan dicari banyak orang. Tetapi lebih dari itu anda juga akan mendatangi mereka, mencari pintu dan menemukan pintu-pintu terbuka. Sebaliknya, orang yang tinggi hati akan dijauhkan dan menjauh dari pintu peluang kemajuannya.
            Dari pertemuan-pertemuan itu, temukanlah “kuda”mu. Ia dapat berupa keahlian yang engkau asah, tetapi juga dapat berupa nama-nama besar yang dapat membuatmu ikut melambung naik. Dengan membuat “kuda”mu berkilau, engkau akan kebagian sinar cahayanya.
            Buatlah karya besar bersama dengan “kuda”mu itu. Yoris Sebastian menemukan kudanya di sebuah kafe yang didukung oleh radio kreatif. Ia membuat karya-karya besar yang bukan hanya diakui rekan-rekannya saja, melainkan juga oleh atasan dan pemilik perusahaan, sehingga ia meraih kepercayaan.
            Setiap “kepercayaan” memerlukan panggung pertunjukkan, temukanlah panggung itu dan lakukan performa disana. Sebab setiap lilin tak akan menyala terang di bawah ruang hampa udara.
            Setelah memiliki sayap, terbanglah. Kuda tunggangan tak hanya untuk di tunggangi melainkan harus dipacu. Seekor burung yang belajar terbang harus berani keluar dari sarangnya. Meskipun terjatuh, ia harus mulai mengepakan sayapnya. Seorang anak harus berani melepas selimut rasa nyamannya, berkelana mengarungi bumi dengan keberanian berwirausaha secara mandiri. Jadilah manusia yang mandiri dengan kekuatan itu.
            Latihlah otot-ototmu setiap saat. Otot dilatih bukan hanya untuk meraih kedewasaan, melainkan juga untuk menunda penuaan. Perbaiki diri sepanjan waktu, karena sebuah perjalanan bias berakhir pendek, bias juga menjadi panjang. Bagi Yoris, kreatifitas perlu dilatih. Asalkan kita mau berpikir dan tidak terperangkap oleh kebiasaan, maka setiap saat hidup akan dipenuhi gagasan-gagasan baru.
           

Salman Azis Alsyafdi

Berawal dari usaha jual beli nasi goreng dan buku foto kopian, bisnis Salman terus berkembang ke segala arah. Dari warnet dan penyewaan komputer tok foto, hingga laundry, dan usaha salon. Modalnya bukan uang, melainkan kejelian membaca peluang, kemauan dan kreativitas.
Modal utama berusaha adalah kemauan dan kreativitas, bukan uang. Salman Azis Asyafdi telah membuktikannya. Bisnisnya dirintis tanpa modal uang sepersen pun.
Salman begitu terobsesi dengan berwirausaha, itu gara-gara ketika ia masih duduk di bangku SMU bapaknya memberikan buku berjudul Righ Dap Poor Dad, karya fenomenal Robert T. Kiyosaki. Ia mengaku meneukan sebuah pilihan hidup yang sangat menarik karena terinspirasi buku itu, pilihan untuk menjadi pengusaha. “Sebagai manusia saya tidak ingin untuk mengikuti arah arus yang ditetapkan sejumlah orang. Saya ingin menciptakan arus itu sendiri,” ujarnya.
Penghargaan yang pernah diraih oleh Salman Azis Asyafdi adalah:
1.      2007 Pemenang II Wirausaha Muda Mandiri Kategori Mahasiswa program Diploma dan Sarjana.
2.      2008 Best Entrepreneur Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Lain-lainnya:
1.      2007 – sekarang Pemilik Usaha Website, Salon di Asrama UI, Cetak Foto di Depok, Video Shooting dan Editing, Cetak Foto di Serpong, Servis, dan Penjualan Komputer di Serpong, Warnet di Pamulang, Warnet di Bukit Indah.
2.      2005 Usaha Laundry di Asrama UI dan Warnet di Universitas Pancasila.
3.      2004 – sekarang Warnet di Asrama UI.
4.      2005 – 2007  Usaha Pulsa di Asrama UI.
5.      2005 Menjual Buku Foto Copy di Fasilkom UI dan Jual Beli Nasi Goreng SMU Insan Cendekita Serpong.
“Bagi saya berbisnis itu ibarat petualangan di laut lepas mencari pulau harta karun,” katanya. Hal itu membuat ia selalu ingin coba-coba dan bereksperimen dengan bisnis. “Banyak di antara percobaan itu yang gagal atau tidak dilanjutkan, bagi saya itu hal yang biasa,” lanjutnya.
Jalan Salman masih terentang panjang. Namun dengan visi yang jelas dan misi yang tegas, kreativitasnya, kemauan dan kemampuannya, kita berharap ia bisa mewujudkan mimpinya dan menyumbangkan manfaat bagi orang banyak.


PENDAPAT

Menurut pendapat saya dari buku yang berjudul “Seni berkuda” ini, menceritakan pengalaman Salman Azis Alsyafdi, S. KOM yang berawal berbisnis tanpa modal (uang). Beliau menjalankan bisnis dengan modal utamanya adalah kemauan dan kereativitas. Dengan modal kemauan dan kreativitas, beliau menjalankan bisnisnya dengan apa yang dibutuhkan oleh teman-temannya. Dengan kejelian membaca peluang, beliau selalu memanfaatkannya untuk dijadikan suatu bisnis. Walaupun beliau pernah gagal dalam berbisnis karena ada saingannya yang tidak senang, beliau tidak pernah putus asa untuk berusaha untuk menjalankan bisnisnya kembali.
Beliau menjalankan bisnisnya mulai dari SMU. Bisnis yang pernah dialami beliau dari SMU hingga sekarang yaitu jual beli nasi goreng, berjualan foto kopian buku, menjual komputer rakitan, membuka warnet, penyewaan komputer, toko foto, laundry, usaha salon, hingga sekarang beliau mempunyai bisnis yaitu bisnis berbasis teknologi informasi, dalam hal ini bisnis warnet, website, dan pelatihan teknologi informasi. Dengan adanya visi yang jelas dam misi yang tegas, kreativitas, kemauan, dan kemampuannya, beliau berharap ia bisa mewujudkan mimpinya dan menyumbangkan manfaat bagi orang banyak.
Usaha berbisnis beliau bagaikan anak burung yang baru belajar terbang. Anak burung yang belajar terbang akan jatuh hingga anak burung tersebut bisa terbang. Begitu pula beliau dengan bisnisnya, beliau pernah mengalami kegagalan dalam menjalankan bisnisnya. Walaupun pernah gagal, beliau terus mencoba berbisnis kembali dan sekarang beliau mempunyai bisnis tetap.